Saturday, February 16, 2019

Tips hidup bahagia Jangan Mengontrol Pasangan

gambar ilustrasi pasangan

 KEBAHAGIAAN pasangan merupakan kebahagiaan Anda juga. Dalam sebuah pernikahan yang baik harus didasarkan pada keselaraan.Tetapi dalam kenyataannya, pernikahan sehari-hari, ada banyak hal yang keseiaraannya berjalan tidak Romantis. Padahal kesetaraan ini sangat penting dalam menumbuhkan kebahagiaan pernikahan. Ketidakset-araan akan membual hubungan pernikahan tidak berkembang dan minimal akan membuat salah satu pihak merasa tidak bahagia tanpa tahu sebabnya.

Agar lebih jelas, cobalah buat permainan berikut. Pada saat senggang, saat Anda berdua sedang santai, ambillah dua lembar kertas dan alat tulis. Lalu Anda berdua menuliskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan pasangan agar pernikahan bisa terasa lebih membahagiakan dan memuaskan. Tulis minimal lima hal lalu tukar kertas Anda dengan kertas pasangan dan baca jawabannya. Pasangan akan menjawab bahagia bila menguasai.

Permainan ini pernah dilakukan dalam penelitian mengenai kebahagiaan rumah tangga oleh sekelompok peneliti. Para responden yang suami istri diminta menjawab pertanyaan yang sama. Yang menarik dari jawaban para responden itu adalah siapapun yang menjawabnya, apakah itu suami atau istri, jawabannya bernada sama. Kebanyakan responden seperti sepakat bila pasangan mau melakukan apa yang mereka inginkan, maka rumah tangga inereka akan menjadi bahagia. Ada generalisasi keinginan dari lingkat pribadi yang lalu diproyeksikan menjadi keinginan bersama, apa yang Anda inginkan adalah keinginan kila bersama.

Hal ini bukan sesuatu yang baru. Menurut Judy Powell. Terapis Keluarga dari Amerika Serikat, secara sadar atau tidak kila berusaha memegang kendali dalam rumah tangga. Dengan kala lain berkuasa. Banyak orang yang berpikir ia akan bisa menjadi lebih bahagia jika memiliki kuasa terhadap pasangannya. Bila ia bisa mengontrol pasangannya dan lalu bahagia, maka bahagia pula rumah tangga mereka. Karena itu, menurut Powell, konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga biasanya berawal dari perebutan kekuasaan tersebut.

Padahal semestinya, kendali itu harus ilih.igi. Menurut Powell, kebahagiaan yang didapat karena memegang kendali rumah tangga tersehut adalah kebahagiaan semu. Kenyataannya, kebahagiaan sejati justru dalang jika masing-masing pihak menahan diri untuk ini.ik memegang kendali dalam hubungan rumah [angga. Vang paling penting lagi, dengan membiarkan pasangan menjadi dirinya sendiri, hubungan pasangan suami istri justru akan semakin dekat. Meski tidak mudah untuk menjadi pasangan yang seperti itu. Powell memiliki beberapa untuk mencapainya. Inilah beberapa tips untuk mendekatkan hubungan dengan pasangan.

Pertama, memberi dukungan. Saat masing-masing pihak berhenti berusaha memiliki pasangannya secara total dan mulai berpikir untuk saling mendukung, ikatan yang tercipta di antara mereka akan menjadi lebih kuat. Di saat hubun-gan pernikahan penuh dengan ketidakpastian, pemberian dukungan secara timbal balik seperti akan membuat pasangan terikat secara sukarela, bukan dengan paksaan. Anda tentu cenderung memilih pasangan yang akan membiarkan Anda mengekspresikan diri sepenuhnya. Kedua, bersikap jujur. Ada banyak cara untuk mengontrol pasangan, balikan yang tidak anda sadari sekalipun. Seperti ada seorang klien yang diam saja saat pasangannya melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, karena dia tidak ingin suami marah. Meski terlihat seperti perilaku mendukung, diamnya istri justru merupakan salah satu cara mengontrol perilaku suaminya. Kalau begitu, bagaimana Anda mengetahui suatu perilaku merupakan tingkah laku mendukung, mudah saja. Semua perilaku yang tujuannya membuat pasangan Anda melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak Anda adalah perilaku mengon-trol pasangan. Suatu perilaku disebut mendukung bila Anda bisa bersikap jujur, seperti dengan mengatakan Anda liduk menyukai apa yang dilakukannya, tetapi di saal yang sama Anda juga berusaha menerimanya sebagai bagian yang tidiik terpisahkan dari pasangan.

Ketiga, lakukan sesuatu demi kepuasan pribadi. Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan bahwa cinta tidak bisu dipaksakan. Mungkin Anda mempertanyakan dalam diri, mana mungkin pasangan yang sudah menikah perlu memaksa pasangannya untuk mencinta dirinya. Mungkin saja, karena pemaksaan itu bisa berbentuk apa saja. Sibuk mengurus rumah, mempercantik diri atau memasak makanan kesukaan suami dengan tujuan mendapatkan cinta suami agar dia tidak berpaling kepada perempuan lain merupakan beberapa contoh dari pemaksaan tersebut. Yang paling baik adalah melakukan sesuatu untuk kepuasan pri-badi Anda sendiri. Dengan begitu. Anda akan membuat diri sendiri bahagia. Melakukan sesuatu dengan tujuan menyenangkan pasangan untuk mendapatkan cintanya bisa membuat Anda menganggap bahwa Anda sedang melakukan sesuatu yang memang wajib Anda lakukan.

Keempat, pernikahan juga perlu Cinta. Selain kesetaraan, hal lain yang diperlukan agar rumah tangga bahagia adalah cinta yang bertahan. Perkawinan yang bahagia memerlukan jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama. Masalah yang sering dikeluhkan pasangan menikah adalah redupnya rasa cinta pada pasangannya. Ingatlah bahwa cinta tidak tumbuh begitu saja maka Anda berdua harus berusaha untuk terus mencintai dan dicintai. Semasa pacaran. Anda berusaha tampil secantik mungkin bila bersama dengannya. Setelah menikah, pemandangan sehari-hari yang dilihat suami adalah wajah Anda yang kelelahan setelah seharian bekerja atau mengurus rumah. Ubah penampilan Anda sekali-sekali untuk memberi sentuhan yang berbeda. Selain itu. Anda berdua harus mencari cara untuk melihat sisi-sisi lain masing-masing pihak, yang berbeda dan apa yang Andil lihat sehari-hari di rumah. Seperti menjemput dia di kantor untuk pulang bersama.

Memang ada kecenderungan. Andaharus berhati-hati untuk tidak terjebak menjadi pengatur atau diatur pasangan karena semua orang memang memiliki kecenderungan yang besar untuk menguasai. Ini bahkan sudah terjadi sejak Anda berdua menikah, begitu pesta usai dan Anda tinggal berdua saja sebagai pasangan suami dan istri. Pada awal perkawinan banyak pasangan yang melakukan pertarungan memperebutkan kekuasaan dalam rumah tangga. Yang keluar sebagai pemenang adalah pihak yang paling banyak memegang kontrol semua masalah rumah tangga, seperti apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan di rumah, siapa yang menentukan bagaimana keuangan dikelola sampai ketentuan jam berapa suami atau istri harus sampai di rumah.

Pola ini sebenarnya tidak sehat, karena yang kalah harus terus menerus menekan perasaannya sepanjang masa perkawinan. Buang keinginan mendominasi rumah tangga seperti itu dan cobalah lebih fleksibel. Sebaiknya, semua ketentuan dalam rumah tangga diputuskan secara demokratis dan disesuaikan dengan keinginan. Tidak ada patokan mutlak yang bisa diikuti, karena itu setiap pasangan harus meneobanya sendiri. Karena itulah komunikasi yang baik merupakan kunci keberhasilan rumah tangga. Semoga berhasil.
Comments